Jumat, 04 Mei 2012

Abe-Wena Tegang, Dua Sepeda Motor di Bakar Massa

Beberapa Mobil dan Kantor Dilempari Batu

JAYAPURA – Situasi keamanan di wilayah Abepura dan Waena, Kota Jayapura pada Rabu (2/5) sore hingga tadi malam tegang. Ini menyusul adanya aksi pemblokiran jalan raya Abepura-Sentani, tepatnya di batas kota dan di Ekspo Waena yang dilakukan ratusan massa setelah mereka pulang dari acara pemakaman Theoreli Karoba, korban meninggal akibat terkena sepihan proyektil pada Selasa (1/5) malam.
 Selain melakukan pemalangan jalan yang mengakibatkan kemacetan arus lalu lintas, massa juga membakar dua unit sepeda motor dan melakukan pengrusakan atau pelemparan terhadap beberapa mobil, termasuk kaca-kaca kantor PTUN juga pecah-pecah karena dilempari batu oleh massa. 

 Tak hanya itu, akibat aksi brutal itu, hampir semua ruko maupun kios-kios di sepanjang jalan Ekspo Waena hingga Abepura memilih tutup untuk menghindari kejadian-kejadian  yang tidak diinginkan.
  Dari data yang berhasil dihimpun Cenderawasih Pos, kejadian ini bermula Rabu ( 2/4)  sekitar pukul 15.40 WIT ratusan massa bergerak dari Asrama Tolikara dengan mengarak jenazah Theoreli Karoba menuju pemakaman umum Waena, dekat batas Kota Jayapura dan Kabupaten Jayapura.
  Sekitar pukul 16.20 WIT, massa tiba di pemakaman umum Waena dan selanjutnya dilaksanakan ibadah pemakaman jenazah. Sementara itu, jalan raya dari arah Sentani, tepatnya di batas kota, massa memalang jalan dengan cara menggunakan batu dan kayu, sehingga arus lalu lintas lumpuh total dari arah Sentani-Abepura dan sebaliknya.
  Sekitar pukul 18.00 WIT acara pemakaman selesai dan massa mulai bubar, dan pada saat massa bubar dengan cara berjalan kaki, mereka mulai ada yang brutal kepada pengguna jalan, baik pengendara motor maupun mobil, hingga akhirnya ada dua sepeda motor yang dibakar massa di depan Kantor ASABRI Ekspo Waena, yaitu sepeda motor Kawasaki DS 2773 AY dan sepeda motor Honda Pro DS 2664 AS. Sementara pemiliknya berhasil menyelamatkan diri.
 Tak hanya itu, beberapa mobil di antaranya mobil Toyota  Avanza B 1255 SON  mengalami pecah kaca belakang dan kaca pintu samping kanan belakang karena diamuk massa, mobil Toyota Avanza B 1570 MO juga pecah kaca belakang.
 Tiga puluh menit aksi tersebut berlangsung, tepatnya pukul 18.30 WIT massa membubarkan diri melalui jalan masuk di samping Mega Waena untuk menuju Asrama Tolikara.
 Selain itu, kerusakan lain juga menimpa kantor PTUN di Waena. Sebagian kaca jendela samping kanan kantor pecah terkena lemparan batu, termasuk kaca jendela rumah milik Ketua PTUN Jamres Sarahan,SH,M.Hum juga pecah terkena lemparan batu. Sekitar pukul 19.00 situasi sudah mulai kondusif dan arus lalu lintas sudah normal kembali.
 Kabid Humas Polda Papua AKBP Johannes Nugroho Wicaksono saat dikonfirmasi tadi malam melalui telepon selulernya mengatakan, pihaknya belum mendapat keterangan resmi dari para korban atau pun anggota yang berjaga. Hanya saja pihaknya mengakui di daerah Waena ada pemalangan dengan kayu dan batu.
  Selain itu, lanjut Johannes, massa juga melakukan razia anggota TNI dan Polri. "Mereka melakukan razia terhadap anggota yang melakukan pengamanan," tuturnya.
 Kabid Humas menyatakan pihaknya kemudian melakukan pembubaran terhadap massa. "Kami terpaksa melakukan pembubaran terhadap massa. Kami tidak melakukan penangkapan hanya pembubaran," ungkapnya.
 Johannes menegaskan, dari kejadian ini, pihaknya akan melakukan evaluasi bersama jajarannya untuk menanggapi apa yang telah dilakukan massa. "Kami akan melakukan pembahasan dari kejadian hari ini (kemarin,red). Saya minta kepada masyarakat untuk tidak panik. Hanya apabila ada kejadian seperti ini, lebih baik menghindar guna menjauhkan diri dari ancaman perbuatan yang tidak diinginkan itu," tegasnya.
 Disinggung apakah dengan adanya aksi anarkis itu aparat memberlakukan siaga 1? Kabid Humas menjawab tidak ada siaga 1.  "Situasi sudah aman, jadi tidak ada siaga 1, hanya pengamanan seperti biasa," tandasnya.
 Sementara dari pantauan Cenderawasih Pos sekitar pukul 20.00 WIT, aparat kepolisian yang dibantu TNI telah disiagakan di Ekspo Waena dan pertokoan di Abepura untuk mengantisipasi aksi anarkis susulan oleh massa yang masih berkumpul di Asrama Tolikara Waena, sehingga aparat menutup jalan masuk Yoka untuk menjaga keamanan masyarakat lain yang tinggal di sekitar Waena.
 Selain itu, pertokoan di wilayah Abepura juga memilih tutup dan memulangkan karyawannya lebih awal, apalagi berbagai macam isu juga beredar lewat sms.
 Meski arus lalu lintas sudah normal, namun relatif lebih sepi bila dibanding hari-hari biasanya. Warga memilih tidak keluar rumah untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan.
  Sementara itu, aksi kekerasan menimpa Sertu Arif, Anggota Denzipur 10 Waena, di jalan Waena-Yoka samping Balai Bahasa Jayapura,  Rabu (2/5) sekitar 11.00 WIT.
   Akibat kejadian ini, Sertu Arif mengalami luka-luka di sejumlah tubuhnya, selanjutnya korban langsung mendapat perawatan di Klinik Markas Denzipur.  Informasi yang dihimpun Cenderawasih Pos dari sejumlah saksi menyebutkan, awalnya Sertu Arif baru saja melaksanakan kegiatan olahraga jogging bersama rekan-rekannya. Usai melaksanakan kegiatan olahraga,  Sertu Arif bermaksud pulang ke rumah kos-kosannya di dekat Gedung Balai Bahasa Jayapura di Waena.
  Namun, di perjalanan, Sertu Arif dihadang sejumlah warga yang memblokir jalan di depan Asrama Mahasiswa Tolikara, yang berhadapan dengan gedung Balai Bahasa,  selanjutnya para pelaku mengeroyoknya.
 Akibat pengeroyokan anggota Denzipur ini, sempat menimbulkan kemarahan rekan-rekannya. Mereka bermaksud  mendatangi lokasi kejadian, namun sempat dihalang-halangi oleh komandannya. (ro/cr-179/mud/fud)

sumber : http://www.cenderawasihpos.com/index.php?mib=berita.detail&id=5562

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.